Monday 5 January 2009
Perlukah Manajemen UKM?
Perlu tidaknya manajemen UKM pasti akan sering dipertanyakan oleh para wirausahawan, mengingat dan menimbang skala usaha mereka yang masih kecil atau bahkan masih dikerjakan secara perseorangan.
Namun seiring dengan berkembangnya usaha, ilmu-ilmu yang selama ini didapat dilapangan pasti akan terasa kurang untuk menghadapi situasi bisnis dengan persaingan bisnis pasti akan ada kebutuhan untuk manajemen yang lebih baik.
Alangkah menyenangkan jika suatu sore, di pinggir gunung Ciwidey, kita dapat duduk santai menikmati indahnya pemandangan dengan udara yang sejuk, sambil menyeruput teh asli Ciwidey........ Sementara pundi-pundi tabungan kita bertambah setiap saat tanpa harus bekerja bersusah payah lagi..... Sambil santai kita bisa memikirkan potensi-potensi apa yang bisa garap untuk menambah pundi-pundi kita..... Mungkin Om Williem Suryajaya, pendiri Astra grup pernah menikmati hal ini..... Astra bisa berjalan dengan baik tanpa keterlibatan langsung beliau. Bahkan setelah berganti pemilik pun Astra tetap survive.
Banyak sekali usahawan yang gagal dalam usaha mereka dan tak banyak yang bisa berhasil memenangkan persaingan yang sangat ketat. Namun di antara yang berhasil tersebut, sebagian kemudian banyak gagal di tengah jalan, bahkan di saat usahanya sedang bagus-bagusnya. Penyebabnya kadang sangat sederhana sekali: sang pengusaha sakit dalam jangka waktu tertentu ! Saat sakit, otomatis usahanya berhenti, tender tidak bisa ikut, lobby tidak jalan, proses keluar masuk uang tersendat dan lain sebagainya. Itu karena sifat egosentris sang usahawan yang tidak bisa percaya dengan anak buah, sehingga semua keputusan dia yang buat. Alangkah senangnya jika dia dapat membuat suatu sistem manajemen yang baik sehingga meskipun sakit, usahanya tetap dapat berjalan dengan lancar.
Pada saat usaha dijalankan secara perorangan pun, tetap diperlukan manajemen. Minimal manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Aspek manajemen perusahaan itu sangat luas. Namun penerapannya dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Untuk perusahaan yang sudah mempunyai karyawan, mungkin kita perlu tahu ilmu manajemen personalia. Tidak perlu belajar teori yang rumit-rumit. Yang penting kita tahu aplikasinya di perusahaan kita.
Selama ini dengan mengandalkan insting kita mungkin bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Namun pasti akan lebih luar biasa jika kita mendapatkan bekal ilmu manajemen karena ilmu manajemen tersebut merupakan sari dari praktek dan pengalaman perusahaan terbaik di dunia. Kita tidak harus gagal dulu untuk mengetahui bahwa kita salah. Kita cukup belajar yang benar dan mendapatkan pengalaman dari kesalahan yang pernah dilakukan orang yang lebih dulu berbisnis dibandingkan kita.
Namun seiring dengan berkembangnya usaha, ilmu-ilmu yang selama ini didapat dilapangan pasti akan terasa kurang untuk menghadapi situasi bisnis dengan persaingan bisnis pasti akan ada kebutuhan untuk manajemen yang lebih baik.
Alangkah menyenangkan jika suatu sore, di pinggir gunung Ciwidey, kita dapat duduk santai menikmati indahnya pemandangan dengan udara yang sejuk, sambil menyeruput teh asli Ciwidey........ Sementara pundi-pundi tabungan kita bertambah setiap saat tanpa harus bekerja bersusah payah lagi..... Sambil santai kita bisa memikirkan potensi-potensi apa yang bisa garap untuk menambah pundi-pundi kita..... Mungkin Om Williem Suryajaya, pendiri Astra grup pernah menikmati hal ini..... Astra bisa berjalan dengan baik tanpa keterlibatan langsung beliau. Bahkan setelah berganti pemilik pun Astra tetap survive.
Banyak sekali usahawan yang gagal dalam usaha mereka dan tak banyak yang bisa berhasil memenangkan persaingan yang sangat ketat. Namun di antara yang berhasil tersebut, sebagian kemudian banyak gagal di tengah jalan, bahkan di saat usahanya sedang bagus-bagusnya. Penyebabnya kadang sangat sederhana sekali: sang pengusaha sakit dalam jangka waktu tertentu ! Saat sakit, otomatis usahanya berhenti, tender tidak bisa ikut, lobby tidak jalan, proses keluar masuk uang tersendat dan lain sebagainya. Itu karena sifat egosentris sang usahawan yang tidak bisa percaya dengan anak buah, sehingga semua keputusan dia yang buat. Alangkah senangnya jika dia dapat membuat suatu sistem manajemen yang baik sehingga meskipun sakit, usahanya tetap dapat berjalan dengan lancar.
Pada saat usaha dijalankan secara perorangan pun, tetap diperlukan manajemen. Minimal manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Aspek manajemen perusahaan itu sangat luas. Namun penerapannya dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Untuk perusahaan yang sudah mempunyai karyawan, mungkin kita perlu tahu ilmu manajemen personalia. Tidak perlu belajar teori yang rumit-rumit. Yang penting kita tahu aplikasinya di perusahaan kita.
Selama ini dengan mengandalkan insting kita mungkin bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Namun pasti akan lebih luar biasa jika kita mendapatkan bekal ilmu manajemen karena ilmu manajemen tersebut merupakan sari dari praktek dan pengalaman perusahaan terbaik di dunia. Kita tidak harus gagal dulu untuk mengetahui bahwa kita salah. Kita cukup belajar yang benar dan mendapatkan pengalaman dari kesalahan yang pernah dilakukan orang yang lebih dulu berbisnis dibandingkan kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)